TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan kisahnya menjadi menteri dalam dua kondisi krisis ekonomi dunia, yaitu pada 2008-2009 dan pada 2020.
"Kita enggak tahu, namanya juga takdir. tapi pengalaman krisis masa lalu memberikan banyak sekali manfaat untuk kita lebih cepat," ujar dia dalam sebuah diskusi daring, Jumat, 24 Juli 2020.
Sri Mulyani mengatakan dirinya banyak belajar dari pengalaman krisis masa lalu. Sehingga, bisa lebih cepat dalam bersikap dan mengusulkan kebijakan kala Indonesia mengalami pandemi awal tahun ini.
"Makanya lihat Indonesia begitu Covid-19 terjadi di Maret, kami sampaikan presiden buat Perpu agar APBN direlaksasi. Itu indonesia termasuk yang cepat dibanding negara lain. Negara lain mengumumkan, kita sudah memutuskan," ujar dia.
Kala itu, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2020 dikeluarkan salah satunya agar pemerintah bisa mengubah APBN 2020 guna memenuhi kebutuhan penanganan Covid-19.
Ia mengatakan kebijakan tersebut sempat dikhawatirkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat lantaran pemerintah dinilai mau memutuskan sendiri APBN tanpa berkonsultasi.
Namun, Sri Mulyani mengatakan situasi tersebut adalah keadaan genting yang memaksa. Sehingga, pemerintah pun harus membuat langkah luar biasa melalui Perpu. Ia mengatakan kecepatan dalam bersikap itu diperolehnya dari pengalaman krisis pada periode di masa lampau.